HISYAM (HAFLAH SYIAR ISLAM HIQMA UIN SYARIF HIDATULLAH JAKARTA DAN UKM JQH AL MIZAN UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA)

HISYAM

(HAFLAH SYIAR ISLAM HIQMA UIN SYARIF HIDATULLAH JAKARTA DAN UKM JQH AL MIZAN UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA)

Oleh : Nurul Liwaul Hamdiyah

Hallo Mizanuna...

Ada kabar terbaru nih, kali ini kita kedatangan kawan lama dan kawan baru. Siapakah mereka?

Di tengah kehidupan kampus yang dinamis, kegiatan ekstrakurikuler memainkan peran penting dalam pembentukan karakter dan pengembangan potensi diri mahasiswa. Salah satu kegiatan yang menggema di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah Haflah Syiar Islam yang diselenggarakan oleh UKM HIQMA dan UKM JQH Al-Mizan. Acara ini bukan hanya sebagai ajang perayaan, tetapi juga sebagai sarana untuk membangun kapasitas diri serta memperkuat silaturahmi antar mahasiswa.

Wakil Rektor II UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dalam sambutannya menegaskan pentingnya keberadaan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dalam kehidupan kampus. "Dunia ini tidak hanya memerlukan otak, psikologi, dan sebagainya. Makanya dengan adanya UKM ini, kita bisa membangun kapasitas diri," ujarnya. Hal ini menggambarkan bahwa UKM bukan sekadar wadah untuk mengembangkan hobi, tetapi juga tempat untuk mengasah keterampilan kepemimpinan, komunikasi, dan kerja sama yang sangat dibutuhkan di dunia profesional.

Pada kesempatan tersebut, Robbi Wildan Ula, Ketua Hiqma, juga menyampaikan pesan yang mendalam mengenai pentingnya doa dan kecintaan terhadap Al-Qur'an. Ia mengungkapkan, "Seakan-akan Allah akan menurunkan azab, tetapi hal itu tertahan karena masih ada orang yang mau berdoa dan mencintai Al-Qur'an." Pernyataan ini mengingatkan kita akan kekuatan doa dan ikhtiar dalam menghadapi berbagai tantangan hidup, serta pentingnya menjaga hubungan spiritual dengan Tuhan.

Acara Haflah Syiar Islam juga menampilkan berbagai penampilan menarik, termasuk marawis yang dibawakan oleh UKM HIQMA. Kolaborasi antara HIQMA dan UKM JQH Al-Mizan dalam melantunkan sholawat menjadi momen yang sangat mengharukan dan penuh energi positif. Adibya Ardana dari HIQMA bersama Bayu Permana demisioner divisi tilawah Al-Mizan, yang tampil dengan gaya TOS yang memukau dan jenaka, berhasil membuat suasana semakin hidup dan menghibur para peserta. Gaya yang jenaka dan santai ini menunjukkan bahwa kegiatan syiar Islam tidak selalu harus kaku, melainkan bisa dihadirkan dengan penuh keceriaan dan semangat.

Mas Ranum, seorang tamu acara, menyatakan dengan tegas bahwa berkarya adalah sebuah kebutuhan, bukan paksaan. "Kita berkarya karena kita butuh, bukan karena paksaan," ujarnya. Hal ini mencerminkan semangat di balik setiap karya yang lahir, yakni dorongan untuk mengekspresikan diri dan memberikan manfaat bagi orang lain. Ini juga mencerminkan bahwa dalam dunia kampus, berkarya adalah cara untuk terus berkembang, baik secara pribadi maupun sosial.

Bang Jek, seorang tokoh penting dalam acara ini, menambahkan bahwa dalam setiap karya yang dihasilkan, terdapat nilai-nilai spiritual, sosial, dan legitimasi yang terus berkembang. "Nilai spiritual, nilai sosial, nilai legitimasi, semua tetap berkembang, dan itu semua pasti ada karya-karya," tuturnya. Pernyataan ini menekankan bahwa setiap aktivitas, terutama yang dilakukan oleh mahasiswa, bukan hanya untuk kepuasan pribadi, tetapi juga memiliki dampak sosial yang luas.

Kesimpulanya, Haflah Syiar Islam yang diadakan oleh UKM HIQMA dan UKM JQH Al-Mizan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah contoh nyata bagaimana kegiatan kampus dapat mengintegrasikan nilai-nilai spiritual, sosial, dan akademik dalam satu wadah. Melalui acara ini, mahasiswa tidak hanya diajak untuk mempererat silaturahmi dan meningkatkan kapasitas diri, tetapi juga untuk selalu berkarya dan menjaga hubungan dengan Tuhan. Kegiatan semacam ini menjadi bukti bahwa dunia kampus bukan hanya tempat belajar secara akademis, tetapi juga sarana untuk berkembang sebagai individu yang lebih baik.